Renungan

Filipi 4 Ayat 6, Menghadapi Rasa Khawatir

Filipi 4 Ayat 6, Menghadapi Rasa Khawatir

Filipi 4 Ayat 6, Menghadapi Rasa Khawatir

Semua orang pastinya bisa mengalami rasa cemas atau khawatir. Karena masalah tertentu, kita bisa mengalami ketakutan, bahkan sampai berdampak ke masalah kesehatan. Dalam Filipi 4 ayat 6, terdapat pembahasan mengenai rasa khawatir ini dan bisa Anda jadikan pedoman.

Filipi 4 Ayat 6, Menghadapi Rasa Khawatir

Filipi 4:6

Baik itu masalah keuangan, kehilangan pekerjaan, masalah keluarga, dan lain sebagainya bisa memicu rasa khawatir. Karena rasa khawatir, dan takut, sering kali membuat kita tidak merasakan kedamaian lagi. Masalah-masalah kekhawatiran ini disebut pada Filipi 4:6-7.

Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Yesus Kristus. (Filipi 4 ayat 6 dan 7)

Memahami Rasa Khawatir, Cemas dan Takut

Ketiga kata ini memang mirip tapi memiliki makna yang cukup berbeda, ini penjelasannya:

1. Khawatir

Inilah segi berpikir atau kognitif mengenai masalah yang pada akhirnya bisa menyebabkan ketakutan. Khawatir merupakan cara berpikir mengenai hal-hal selanjutnya yang juga bisa menciptakan kecemasan. Khawatir menjadi proses berpikir yang bisa mencuri sukacita seseorang.

2. Kecemasan

Antisipasi pada ancaman-ancaman selanjutnya ditandai kegelisahan mendalam. Misal cemas kapan suatu penderitaan akan selesai, bisa kehilangan pekerjaan, atau mengalami masalah kesehatan. Saat kita merasa cemas, maka bisa juga mencuri kedamaian kita.

3. Ketakutan

Inilah respon emosi pada suatu ancaman tertentu yang benar-benar hadir seperti menderita penyakit yang berat, atau mendapatkan ancaman. Dengan kita berpikir mengenai ancaman-ancaman tersebut, maka bisa menimbulkan perasaan takut.

Ketakutan bisa mencuri waktu dan tenaga, ketika kita takut, maka bisa menyebabkan kekuatan kita hilang untuk menikmati hal-hal yang harus dilakukan sekarang.

Sangat banyak yang menderita masalah khawatir dan kecemasan bahkan sampai yang sudah sampai kasus kronis atau parah. Maka dari itu, Alkitab sering berbicara mengenai takut, cemas dan khawatir ini yang menunjukkan bagaimana perhatian Tuhan pada masalah tersebut.

Kita bisa memahami kalau takut dapat mencuri nilai anugerah Allah tentang kehidupan sehingga sukacita dan damai sejahtera bisa terancam.

Apa yang Harus Dilakukan untuk Menghadapinya?

Anda mungkin termasuk yang mempunyai rasa takut tapi ketakutan yang baik, yaitu ketakutan protektif dan takut terhadap Allah. Tapi bisa juga kita merasakan takut kronis dan tidak sehat. Untuk ketakutan sehat, harus kita bangun, sementara ketakutan tidak sehat tentunya harus kita atasi.

Berikut apa saja yang perlu Anda lakukan saat merasa khawatir dalam hidup berdasarkan Filipi 4 ayat 6:

1. Menerima Situasi Kehidupan

Banyak psikolog berpendapat kalau menerima situasi tertentu seperti keadaan sekitar yang buruk merupakan cara terbaik. Cara ini bisa memulai langkah mengurangi khawatir. Mereka yang mengenal Tuhan dengan baik tahu kalau situasi mengkhawatirkan tidak bermakna bahwa Allah akan meninggalkan umat-Nya.

Memang bukan hal mudah agar kita bisa memutar balik pikiran dan perasaan kita. Tetapi hal ini adalah bagian proses kehidupan agar semakin dewasa. Kita bisa lebih bijaksana dalam menyikapi sesuatu dalam hidup.

Meski kemungkinan akan ada masalah besar terjadi ke depannya, kita bisa ‘legowo’ dan bertindak bijaksana.

2. Selalu Berharap Kebaikan Kepada Allah

Kata-kata seperti harapan sangat sering dipakai oleh umat Kristen dalam menantikan sesuatu kondisi yang baik dalam kehidupan mereka. Bukan hanya umat Kristen saja tetapi mereka dengan ideologi sekuler juga. Berharap merupakan sikap terbaik yang tidak harus menguras banyak energi atau memperburuk suasana.

Berharap menjadi salah satu upaya kognitif agar menerima sesuatu keadaan dengan cara lebih baik. Pada konteks ini, umat Kristen banyak yang ahli berharap. Mereka sering menaruh harapan khususnya terhadap Tuhan seperti yang tertera pada Filipi 4 ayat 6.

Tapi tidak jarang mereka yang sebelumnya sering berharap tapi goyah karena kekhawatiran atau guncangan kehidupan. Pada akhirnya pengharapan mereka pudar dan melemah, bahkan sampai berhenti berharap.

Agar bisa menemukan sikap ini kembali, kita harus datang kembali kepada Tuhan secara sungguh-sungguh. Sikap hati bisa diperbaiki yang tadinya mulai dingin terhadap Tuhan, lewat kenikmatan dan firman yang telah Ia berikan. Sehingga bisa menolong kita agar kembali berdamai dengan diri sendiri.

Konteks ini tidak dapat Anda pandang sepele, lebih baik datang secepatnya kepada Tuhan melalui nyanyian pujian, membaca firman dan berdoa. Itulah sumber kekuatan kehidupan kita nantinya dalam menghadapi kekhawatiran.

Nyatakan segala hal yang menjadi keinginan Anda, apa pun itu yang diinginkan untuk diraih. Jangan sampai Anda berhenti berharap. Apa yang terbaik itulah yang akan disediakan oleh Tuhan bagi kita.

3. Bersyukur

Sesuai ajaran kekristenan seperti di Filipi 4 ayat 6, bersyukur atau mengucap syukur merupakan cara terbaik dalam menerima segala macam hal. Apa pun yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, tetap harus bersyukur. Mulai itu dari kondisi yang terburuk dan juga hal baik yang sudah kita alami.

Tindakan seperti bersyukur bisa membuat kita disukai Allah, hal ini menjadi tanda bahwa kita telah menghargai nilai-nilai kehidupan. Bahkan dalam situasi kehidupan yang buruk juga kita tetap bisa menghargai dengan bersyukur. Allah sangat suka pribadi-pribadi yang sering mengucap syukur, berkat-berkat Tuhan kemudian akan dialirkan kepada kita kembali.

Tidak lupa juga, bahwa dengan mengucap syukur, maka berarti itulah permohonan dan doa kita terhadap Allah. Anak-anak-Nya akan diberikan kedamaian, dikasihi dan diberi jalan keluar pada setiap masalah-masalahnya.

4. Menerima Berkat

Lewat permohonan dan doa yang disertai ucapan syukur, tanpa ketakutan dan rasa khawatir, Allah akan memelihara pikiran dan hati kita. Agar senantiasa bisa tertuju kepada-Nya. Dengan begitu, kita anak-anaknya akan siap mendapatkan berkat tak terduga.

Berkat ini jauh melebihi rasa kekhawatiran kita. Kedamaian sejahtera Allah akan melampaui segala pikiran dan akal, lalu akan memelihara hati Anda. Itulah beberapa hal yang perlu Anda lakukan dalam menanggulangi rasa khawatir dalam kehidupan.

Takut terhadap suatu ancaman nyata wajar saja sehingga kita akan bereaksi menghindarkan potensi ancaman tersebut. Misal saat terdapat infeksi virus tertentu, kita memilih lebih sering di rumah, jaga jarak, sering mencuci tangan, dan lain sebagainya.

Inilah bentuk ketakutan yang sehat, ketakutan ini melindungi diri kita dari potensi bahaya. Ada pun ketakutan terhadap Tuhan. Takut Tuhan berarti sikap menghormati Tuhan dan sikap satu ini mempunyai dampak luas.

Hubungannya sangat erat dengan iman, takut dosa dengan menghormati setiap pedoman yang sudah Tuhan tetapkan. Ketakutan yang sehat ini bisa membawa berkat Allah. Bentuk ketakutan lainnya yaitu takut kronis yang tidak sehat. Ketakutan ini tidak atau kurang jelas penyebabnya.

Ketakutan seperti ini bisa dimulai dari situasi tertentu yang sedang dialami atau dari dosa. Apa yang diasumsikan dan didengar juga bisa memicu ketakutan tidak sehat. Takut kronis ini bisa berpotensi menjadi stres, kecemasan, atau depresi.

Jika kita merasakan takut kronis, maka bisa membuat kita hilang kekuatan. Pada akhirnya kita tidak bisa melakukan yang seharusnya dilakukan. Allah tentu tidak menghendaki jika kita mempunyai ketakutan seperti itu.

Demikian pembahasan kali ini seputar bagaimana cara menanggapi rasa khawatir sesuai Filipi 4 ayat 6, semoga bermanfaat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
BaitSuci.com