Mendalami Ayat “Tuhan Yang Memberi Tuhan Yang Mengambil”

Mendalami Ayat “Tuhan Yang Memberi Tuhan Yang Mengambil”
Kutipan ayat Tuhan yang memberi Tuhan yang mengambil diambil dari kitab Ayub yang memiliki makna yang sebenarnya sangat mendalam. Banyak orang keliru dalam memaknai kutipan ayat tersebut, terlebih karena perkataan Tuhan yang mengambil. Berikut kami akan jelaskan maknanya yang mungkin bisa menjadi bahan permenungan.
Konteks Kutipan Ayat Dari Kitab Ayub
Kutipan tersebut merupakan ungkapan kesedihan luar biasa dari Ayub yang harus mengalami kesulitan karena semua yang dimiliki diambil. Perlu dijelaskan dulu bahwa Ayub itu adalah hamba Allah yang sangat taat dan setia, bahkan kehidupannya diberikan banyak anugerah yang baik. Di tengah banyaknya berkat dan anugerah yang diberikan Ayub masih tetap taat terhadap Allah dan mengikuti segala perintahnya.
Namun satu ketika semua itu diambil dari Ayub atas permintaan iblis untuk mengetahui apakah Ayub benar-benar taat dan setia. Ungkapan dalam kutipan ayat tadi disampaikan Ayub atas kesedihan dan kekecewaannya karena kehilangan semua miliknya meskipun sudah taat dan setia. Meskipun di ayat lain dalam kitab tersebut Ayub kemudian mampu memahami Allah lebih baik dan akhirnya menarik kembali ucapannya.
Bahan Renungan
Kisah hidup Ayub memang menjadi salah satu kisah hidup yang sangat menguatkan terutama di masa sulit seperti sekarang. Kita bisa melihat kesulitan dan bencana itu berbeda dengan apa yang mungkin kita pahami sebelumnya. Kutipan di atas memiliki makna yang sangat dalam dan tentunya bisa memberi kita beberapa insight dalam kehidupan ini.
Ada beberapa poin yang memang bisa kita lihat dari kutipan ayat tersebut dari sisi penyerahan diri, menunjukkan kekuasaan Tuhan, dan juga menyadari kelemahan. Berikut ini kami akan coba jelaskan beberapa poin dari kutipan ayat Tuhan yang memberi Tuhan yang mengambil berikut ini.
1. Pujian Terhadap Tuhan
Ayat ini mengungkapkan pujian terhadap Tuhan, di mana memang hanya Tuhan yang mampu melakukan segalanya di kehidupan ini. Tuhan yang memberi, bukan karena kemampuan kita dan bukan karena usaha kita melainkan karena pemberian. Semua yang kita miliki hanyalah titipan yang perlu kita kelola dengan baik untuk banyak orang.
Ungkapan ini memberikan kita kesadaran dan menjaga kita untuk tetap rendah hati dan tidak menyombongkan diri kita.
2. Pandangan Terhadap Kesulitan
Bila kita melihat keseluruhan kisah Ayub membuat kita memiliki pandangan yang berbeda terhadap kesulitan yang harus kita terima. Bila kita membaca kitab Ayub bab 42 ayat 5 sampai 6 menunjukkan kalau Ayub menyesal mengatakan Tuhan mengambil, karena tidak sesederhana itu. Tuhan menguji kesetiaan kita melalui kesulitan yang diberikan dan juga membentuk kita menjadi pribadi lebih baik.
Terkadang Tuhan membiarkan kesulitan itu datang pada kita karena memang Tuhan ingin membentuk kita atau meningkatkan level kita. Demikian juga Ayub yang setelah segala kesulitan yang dilalui akhirnya imannya pun semakin kuat terhadap Tuhan dengan kesetiaan. Jadi kesulitan atau bencana itu bukan hukuman, melainkan ujian dan cara Allah untuk membentuk kita.
3. Penyerahan Diri
Penyerahan diri juga bisa menjadi makna dari kutipan ayat tersebut, di mana Ayub sudah benar-benar berserah kepada Tuhan. Penyerahan diri kepada rencana Tuhan bisa terlihat disini, karena Ayub meyakini semuanya adalah pemberian Tuhan dan bisa juga diambil. Pada bab 42 ayat 5 dan 6 pun Ayub menundukkan diri dan menyerahkan dirinya sepenuhnya pada Tuhan.
Itulah beberapa poin dari kutipan ayat Tuhan yang memberi Tuhan yang mengambil.