Renungan

MELATIH DIRI DALAM KESABARAN (Amsal 16: 1-33)

MELATIH DIRI DALAM KESABARAN

 

MELATIH DIRI DALAM KESABARAN (Amsal 16: 1-33)

“Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.”

(Amsal 16:32)

 

Di zaman sekarang ini semua orang menyukai segala sesuatu yang serba cepat dan serba instan.
Dalam hal makanan saja orang lebih memilih makanan yang cepat saji  (instan)  dibandingkan harus repot-repot memasak.

Dalam hal bekerja inginnya cepat mendapatkan pekerjaan yang hebat, ingin cepat mendapatkan gaji besar, ingin cepat naik jabatan, dan lain sebagainya.
Apa-apa maunya serba instan, kalau bisa tanpa perlu bekerja keras, tidak perlu berusaha sangat keras (mati-matian), jika perlu tanpa merasakan beratnya suatu proses.

Sungguh, tak banyak menemukan orang-orang yang punya kesabaran untuk menunggu, kesabaran untuk menjalani melalui sesuatu yang sedang berproses.
Punya kesabaran adalah sebuah ujian iman!!

Saat dihadapkan pada situasi atau keadaan yang sangat sulit, adakah kita punya kesabaran untuk menantikan pertolongan dari Tuhan?
Ataukah kita telah kehilangan kesabaran, lalu berpaling dari Tuhan untuk mencari pertolongan dari yang lain?

Kesabaran adalah salah satu buah Roh yang harus dimiliki orang percaya  (Galatia 5:22).

Memang tidak mudah bagi kita untuk punya kesabaran :
Bersabar menghadapi suami kasar, bersabar menghadapi isteri yang super bawel, bersabar menghadapi anak-anak yang nakal.. terlebih lagi bersabar dalam menantikan jawaban atas doa-doa kita dari Tuhan, bersabar menantikan janji Tuhan digenapi dalam hidup ini.

Nabi Habakuk menguatkan ;

“Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.” (Habakuk 2:3).

Menanti sesuatu yang kita harapkan terkadang terasa sangat menjenuhkan dan membutuhkan kesabaran ekstra, oleh sebab itu kita perlu melatih diri bagaimana menjadi orang yang sabar di segala situasi.

Saul, karena mengalami ketakutan saat melihat tentara Filistin, tak sabar menantikan pertolongan dari Tuhan, lalu lari mencari pertolongan kepada arwah (1 Samuel 28:4-7).

Bukankah tidak sedikit orang Kristen yang berlaku demikian?
Tidak sabar menunggu waktu Tuhan bertindak, kita pun lari mencari pertolongan lain.
Padahal Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang Maha sanggup melakukan segala sesuatu di luar apa yang telah kita pikirkan.

Waktu Tuhan adalah yang terbaik, karena itu bersabarlah menantikan Dia bekerja. – www.baitsuci.com

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
BaitSuci.com