
Sebagai salah satu umat manusia yang mengikuti ajaran dan iman Kristen, tentu ada terbersit pemikiran tentang siapakah yang menciptakan Allah? Secara konsep, pandangan mempertanyakan asal usul sang pencipta merupakan sebuah konsep yang salah.
Pada dasarnya Allah merupakan Sang Maha Pencipta, yang menciptakan seluruh yang ada di alam semesta mulai dari ruang, waktu dan segala isi di dalamnya. Maka dari itu, jika terdapat pertanyaan akan asal usul Allah, jawabannya adalah tidak ada! Karena Allah sendiri merupakan awal dari segala sesuatu yang ada sampai saat ini.
Alasan Mengapa Tidak Ada Entitas Lain yang Menciptakan Allah
Secara umum, tidak ada entitas lain yang menciptakan Allah, terutama bagi penganut ajaran-ajaran agama Abrahamik. Ada berbagai alasan yang mendukung mengapa tidak ada Entitas lain yang menciptakan Allah seperti yang dijelaskan dalam pembahasan berikut ini.
1. Konsep Allah sebagai awal mula dari segalanya.
Alasan pertama yang membuat pertanyaan siapa yang menciptakan Tuhan dapat dipatahkan karena adanya konsep Allah sebagai awal mula dari segalanya. Seperti yang dijelaskan di kitab Kejadian, awal mula terbentuknya alam semesta dan segala isinya adalah karena diciptakan oleh Allah.
2. Allah yang transenden.
Bagi umat yang percaya kepada-Nya, orang-orang menganggap jika Allah merupakan entitas yang transenden. Artinya tidak dapat dijangkau baik melalui logika, pemikiran maupun dimensi manusia. Itulah mengapa sulit mengungkapkan siapa pencipta Tuhan karena hal tersebut mustahil untuk dipahami oleh umat manusia.
3. Tidak sesuai dengan konsep yang diajarkan dalam agama.
Dalam setiap ajaran agama, khususnya agama-agama Abrahamik, Tuhan Allah merupakan entitas yang tidak memerlukan pencipta karena Allah sendiri yang menciptakan segala sesuatunya. Maka dari itu pertanyaan siapa pencipta Tuhan sangat bertentangan dengan konsep yang diajarkan dalam agama.
4. Melampaui batasan yang bisa dipahami oleh umat manusia.
Jika membicarakan konsep ketuhanan, apalagi hanya sebatas logika dan pola pikir manusia yang amat terbatas, maka pertanyaan siapa yang menciptakan Allah tentu menjadi tidak relevan. Apalagi konsep ketuhanan tersebut melebihi batas kemampuan yang dimiliki dan dapat dipahami oleh manusia.
5. Konsep Omnipoten dan Mahahadir.
Dalam setiap ajaran agama yang percaya akan Tuhan yang Esa layaknya Kristen dan Islam, konsep Omnipoten dan Mahahadir menjadi satu hal yang mutlak. Intinya, kuasa dan kehadiran Tuhan bisa dikatakan absolut sebab tidak memiliki batasan tertentu.
Bagaimana Menyikapi Pertanyaan Mengenai Siapa Pencipta Allah
Secara garis besar pertanyaan akan siapa pencipta Allah merupakan salah satu hal yang di luar batas logika dan dimensi umat manusia. Namun ada beberapa cara tentang bagaimana menyikapi berbagai pertanyaan yang menyinggung mengenai siapa pencipta Allah.
1. Iman dan kepercayaan akan ajaran agama yang dianut.
Salah satu cara menyikapi pertanyaan akan siapa pencipta Tuhan dapat terwujud melalui seberapa dalam iman dan kepercayaan Anda akan ajaran agama yang Anda Imani. Keyakinan akan iman dan kepercayaan yang dianut dinilai dapat menjawab pertanyaan seperti siapa pencipta Tuhan yang mungkin Anda sendiri saja sulit untuk menemukan jawabannya.
2. Kemampuan berpikir manusia yang terbatas.
Pertanyaan siapakah yang menciptakan Tuhan sudah pasti merupakan salah satu pertanyaan yang sulit bagi manusia karena batasan kemampuan berpikir yang dimiliki manusia. Oleh karena itu, jika terdapat pertanyaan semacam itu, mungkin saja jawaban yang diterima tidak akan sesuai ekspektasi karena adanya batasan dalam kemampuan berpikir manusia.
Bisa dikatakan pertanyaan mengenai siapakah yang menciptakan Allah merupakan salah satu jenis pertanyaan yang bertentangan dengan iman dan ajaran agama yang Anda anut. Dengan keterbatasan cara berpikir yang dimiliki manusia, nampaknya sulit untuk menginterpretasikan pertanyaan tersebut.